Pendidikan Etika dan Budaya Politik sebagai kunci sukses pemilu yang bermartabat bagi Masyarakat Belitung

Tanjung Pandan – Badan Kesatuan Bangsa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bekerjasama dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Belitung melaksanakan kegiatan Workshop Pendidikan Etika dan Budaya Politik dengan tema Tingkatkan Partisipasi Politik dan Budaya Demokrasi yang Bermartabat. Yang dilaksanakan di Hotel Puncak Kabupaten Belitung. (25/9/2019)

Kegiatan ini diikuti ± 40 Peserta yang terdiri dari Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Organisasi Pemuda dan Masyarakat. Kegiatan ini juga diisi oleh beberapa narasumber yang memiliki kompetensinya dibidangnya masing-masing antara lain Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Belitung H. Ahyat AD, S.AP, Ketua KPU Kabupaten Belitung Soni Kurniawan, SH dan Ketua Bawaslu Kabupaten Belitung Heikal Fackar, Lc.

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Bidang Politik Dalam Negeri Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Rinaldy, ST., M.Si yang membuka dan membaca sambutan dari Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dalam sambutannya beliau menyampaikan Workshop Pendidikan Etika dan Budaya Politik Bagi Masyarakat Tahun 2019, dengan mengangkat tema tingkatkan partisipasi politik dan budaya demokrasi yang bermartabat. Kegiatan ini merupakan moment bagi kita semua untuk mempererat tali silaturahmi dan menambah pengetahuan serta pemahaman bagi kita semua tentang pelaksanaan Pemilu dan Peran kita semua dalam pelaksanaan pesta demokrasi tersebut. Demokrasi di Indonesia salah satunya diimplementasikan melalui Pemilu yang dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali, masyarakat dituntut cerdas dalam memilih wakil-wakilnya agar anggota DPR, DPRD serta Presiden dan Wakil Presiden yang menjadi pilihan masyarakat memiliki kompetensi serta dapat diandalkan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu partisipasi masyarakat dalam Pemilu sangat menentukan legalitas penyelenggaraan Pemilu. Partisipasi masyarakat dalam Pemilu perlu terus ditingkatkan karena merupakan salah satu indikator tingkat kesadaran masyarakat dalam politik. Upaya untuk meningkatkan kesadaran politik sehingga menumbuhkan kedewasaan politik perlu dilaksanakan secara terus menerus melalui sosialisasi, diskusi maupun simulasi terkait dengan pelaksanaan Pemilu. Dengan tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam memilih mencerminkan tingkat pemahaman politik yang baik sekaligus kuatnya legalitas Pemilu. Selanjutnya, saya berharap agar para peserta dapat memanfaatkan forum ini sebaik mungkin guna menambah pemahaman mengenai etika dan budaya politik sehingga dapat meningkatkan partisipasi politik dalam rangka menentukan masa depan kehidupan negara mencapai kesejahteraan rakyat.

Kegiatan selanjutnya dilanjutkan dengan pemaparan dari narasumber dari Kepala Badan Kesbangpol Kab. Belitung H. Ahyat AD, S.AP yang menyampaikan materi berjudul Membangun Etika dan Budaya Politik. Etika merupakan suatu pemikiran kritis yang mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggungjawab berhadapan dengan ajaran moral. beliau juga menerangkan kerangka dinamika politik yang sehat dengan alur meliputi kesadaran, partisipasi, budaya dan etika. beliau juga menambahkan demokrasi meliputi Pendidikan, kesejahteraan dan hukum.

Selanjutnya Paparan dari Ketua KPU Kabupaten Belitung Soni Kurniawan, SH yang menyampaikan Pendidikan Etika & Budaya Politik menjadi penentu dalam mengatur dan menentukan tatanan politik di Indonesia. Etika & Budaya akan menjadi tegas ketika ditentukan dalam bentuk Pranata Sosial. Pranata Sosial (Social Institution) merupakan sistem norma yang bertujuan untuk mengatur tindakan maupun kegiatan anggota masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok manusia. Menurut Harry M. Johnson, Pranata Sosial adalah seperangkat aturan yang telah melembaga dan memenuhi kriteria sebagai berikut:  Diterima oleh sebagian anggota masyarakat  Diterima dan ditanggapi secara konsekuen  Diwajibkan dan terdapat sanksi bagi pelanggarnya Setiap pranata sosial diciptakan untuk mengatur dan membatasi tingkah laku anggota masyarakat agar dapat tertib, aman dan damai. Tanpa Pranata Sosial manusia tidak dapat melakukan aktivitas hidupnya. Hal ini disebabkan karena melalui pranata sosial tercipta keamanan, ketertiban dan keteraturan dalam masyarakat yang memudahkan anggotanya melakukan berbagai aktifitas. Menurut koentjaraningrat, pranata sosial mewujudkan aturan main dalam kehidupan manusia. Pranata Sosial yang di dalamnya mengatur Etika & Budaya bagi Masyarakat dalam kehidupan kemasyarakatan. Pendidikan Etika & Budaya Politik yang secara terus menerus dapat dilakukan baik kepada seluruh lapisan masyarakat. Partai Politik dan juga pemerintah yang mempunyai kewenangan untuk mengatur salah satunya bidang politik yang biasanya diakhiri dengan pelaksanaan pemilihan umum yang dilaksanakan oleh KPU.

Pemateri terakhir dari Ketua Bawaslu Kabupaten Belitung Heikal Fackar, Lc yang menyampaikan materi berjudul “Etika dan Budaya Politik sebagai kunci sukses pemilu yang bermartabat” Pemilu samadengan pesta demokrasi. lajur landasan demokrasi meliputi : (1). Demokrasi Prosedural : dilandasi serangkaian aturan (tindakan atau operasi yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang baku (sama) agar memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama. (2). Demokrasi Substantif : dilandasi etika dan budaya politik yang baik dan benar agar mampu menghadirkan negarawan-negarawan tumpuan harapan mengemban amanah kepercayaan rakyat serta pemimpin otentik. Indikator pemilu berkualitas meliputi :  Sistem kaderisasi Parpol  Sistem dan kerangka hukum Pemilu  Etika penyelenggara peserta, masyarakat dan aparatur negara  Pemilih cerdas  Pengawas partisipatif. Sedangkan Etika Politik yang perlu dijaga dan ditingkatkan meliputi : 1. Pemilih cerdas 2. Fungsi dan peran Parpol dalam pendidikan politik 3. Netralitas dan integritas 4. Anti money politik, hoaks dan politisasi SARA 5. Tidak berlebihan dan fanatik 6. Budaya siap menang, siap kalah

Sumber: 
Kesbangpol
Penulis: 
Roni
Fotografer: 
Indra
Editor: 
Renaldy
Bidang Informasi: 
Kesbangpol