Wagub Datangkan Peneliti dan Pemilik Pabrik Pupuk Organik Korea Lakukan Uji Coba di Babel

Jada Bahrin, Bangka - Menjawab keluhan warga Desa Jada Bahrin terkait  penyakit kuning yang menyerang tanaman lada mereka dalam kunjungan Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung  Hidayat Arsani, SE beberapa waktu yang lalu ketika menghadiri undangan Lebaran Puasa Enam di desa tersebut langsung dijawab Wagub dengan mendatangkan pupuk organik dari Korea untuk diujicobakan pada tanaman lada milik warga.

Pupuk organik dari Korea ini di negara asalnya dikenal dengan nama pupuk MM diyakini dapat meningkatkan produktifitas hasil pertanian dan daya tahan terhadap hama dan penyakit pada tanaman sehingga Wagub mengundang Mr. Yang dari Korea untuk meninjau kebun lada  dan sayur milik warga yang telah diberikan pupuk organik ini di Desa Jada Bahrin, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Kamis (04/08/2016)

“Saya mengundang Mr. Yang langsung dari Korea yang sudah 3 bulan saya jadwalkan, Mr. Yang ini seorang peneliti yang punya pabrik pupuk di sana, ia sudah merambah Thailand dan Vietnam dengan pupuk organik ini dan berhasil, Bangka Belitung saatnya beralih ke pupuk organik karena lebih murah dan ramah terhadap lingkungan, “ ungkap Wagub.

Diyakini Wagub pupuk ornanik ini mempunyai beberapa keunggulan jika digunakan oleh para petani di Bangka Belitung, selain harganya yang murah, pupuk ini  tidak merusak tanah untuk jangka panjang seperti pupuk kimia pada umumnya yang sering digunakan.

“Banyak keunggulan menggunakan pupuk organik ini jelas Wagub antara lain aman bahkan bisa diminum tadi oleh Mr. Yang, tidak merusak tanah dan bahkan tanaman lada yang  kuning sekali setelah diberikan pupuk ini 2 hari yang lalu berangsur berubah, mudah – mudahan pupuk ini cocoklah di Bangka Belitung, “ ujarnya.

Terkait penyakit kuning yang banyak menyerang tanaman lada petani di Bangka Belitung, Wagub berharap semoga pupuk yang dikenalkan Mr. Yang ini dapat menjawab keluhan dan memberikan keuntungan bagi para petani di Bangka Belitung.

Dijelaskan Wagub untuk sementara waktu pupuk organik dari Korea ini sedang  dalam masa uji coba di Pangkal Buluh dan Jade, kalau sudah oke dalam waktu 3 minggu akan dikirim dari Korea.

“Pupuk yang dikembangkan oleh Mr. Yang ini  di Korea sana dibeli oleh pemerintahnya dan diberikan gratis kepada para petaninya, ini dapat kita contoh nantinya dalam rangka meningkatkan produktifitas hasil pertanian sekaligus meningkatkan perekonomian para petani kita, “ harapnya.

Sementara itu Mr. Yang dihadapan sejumlah awak media dan petani setempat menjelaskan manfaat dan keunggulan dari pupuk organik ini antara lain dapat meningkatkan produktifitas hasil tanaman, aman dan ramah terhadap lingkungan, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit.

“Produk ini bila terkena kulit no problem, digunakan dengan cara disemprot pada daun tanaman, harganya tidak mahal, manfaat pupuk ini pada tanaman buah membuat lebih terasa manis, ukuran buah semangka 5 kg bisa menjadi 10 kg, umur produktif tanaman  dapat berbuah dengan waktu cepat, “ jelasnya.

Dari segi harga pupuk organik ini dapat bersaing dengan pupuk NPK yang sering digunakan para petani, dengan rincian 1 liter konsentrat pupuk seharga 140 ribu bila dicampur air sebanyak 1000 liter dapat digunakan dengan cara disemprotkan pada tanaman lada, sayur mayur di lahan seluas 2 hektar.

Sementara itu diwaktu terpisah Penyuluh Pertanian Desa Jada Bahrin dari Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhanan Kabupaten Bangka , Indra mengungkapkan para petani menghadapi kendala mahalnya harga pestisida dan pupuk dengan adanya sosialisasi yang diberikan oleh Wagub tentang penggunaan pupuk organik hayati dan  penjelasan dari Mr. Yang selain berfungsi sebagai pupuk juga berfungsi sebagai pestisida organik sehingga diharapkan dapat memberikan solusi bagi petani, namun  tahap ujicoba ini masih diperlukan kajian lebih lanjut sambil masyarakat menunggu bukti yang lebih riil lagi mengingat luasan tanaman lada di desa ini mencapai 200-an hektar lebih dan 60-an persennya terserang penyakit kuning dan busuk pangkal batang.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Jada Bahrin, Agus Salim dengan adanya pupuk organik ini diharapkan dapat meringankan para petani ditengah mahalnya harga pupuk dewasa ini, dan bila terbukti berhasil Agus juga meminta pemerintah mendistribusikan kepada para petani secara gratis maupun secara subsidi.(RX)

Sumber: 
HumasPro
Penulis: 
Erik
Bidang Informasi: 
Kesbangpol